Si Putri Menggapai Prestasi

 SI PUTRI MENGGAPAI PRESTASI

 

      Diva Putri Ayu adalah gadis desa yang memiliki cita-cita tinggi. Dari sekian teman sebayanya putri adalah satu perempuan yang melanjutkan sekolah sampai ke jenjang perguruan tinggi. Kebanyakan penduduk yang ada di desa Melaka Kecamatan Sampang kurang memperhatikan pendidikan putra putrinya. Karena kondisi lingkungan yang berada di pelosok dan tidak memungkinkan disebabkan jauh dari jangkauan kawasan sekolah. Selain itu penduduk desa berpandangan tidak ada gunanya sekolah.

      Putri mempunyai cita-cita mengubah pandangan penduduk desa agar lebih peduli terhadap pendidikan Putra dan putrinya. Namun cita-cita Putri tidak mudah untuk dicapai banyak warga yang mengomentari dan merendahkan cita-cita Putri. Putri meminta izin kepada kedua orang tuanya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA Putri harus menempuh pendidikan SMA di kota seberang Putri ingin membuktikan bahwa perempuan bisa berkarya agar menjadi apa yang diinginkan.

       Hari pertama Putri masuk sekolah dikenal dengan dunia baru pengalaman baru dan teman baru. Salah satu temannya ialah Silva Vena Zahra Felis Nindy dan masih banyak lagi. Vena adalah teman Putri yang paling kaya. Semua barang mulai dari buku tas sepatu dan lain-lainnya semuanya mewah. Setiap berangkat sekolah Vena diantar orang tuanya menggunakan mobil. Akan tetapi Vena tidak giat.Putri merasa iri dengan Vena yang mempunyai orang tua yang sangat peduli terhadap pendidikan Vena.

      Putri merasa prihatin terhadap Vena yang tidak memanfaatkan fasilitas yang ada. Berbeda dengan Putri meskipun dengan fasilitas yang ada dan seadanya karena faktor ekonomi orang tua tidak membuat semangat Putri surut untuk menggapai cita-cita.Hari-hari berlalu bulan ke bulan tahun berganti tahun. Putri sudah duduk di bangku kelas 3 SMA dan mendekati kelulusan banyak hal yang perlu disiapkan seperti siswa lainnya apabila mendekati ujian nasional biasanya orang tua siswa memilih pelajaran tambahan dengan mendaftarkan anaknya les privat untuk meningkatkan pengetahuan namun Putri hanya belajar sendiri karena kendala biaya.

      Tiba di hari kelulusan Putri mulai gelisah untuk kembali ke desa untuk kembali meyakinkan orang tua putri terkait keinginannya untuk melanjutkan kuliah sebagaimana se pemahaman penduduk desa yang masih kental budayanya kebanyakan anak-anak usia 14 tahun ke atas mereka sudah menikah. Putri kembali mengumpulkan tekad agar bisa meyakinkan kedua orang tuanya bahwa Putri mampu mewujudkan cita-cita Mulianya mengubah pandangan masyarakat agar peduli terhadap pendidikan serta peran perempuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Putri pun pulang ke kampung halaman dengan membawa keyakinan tersebut. Sesampainya di rumah Putri mengutamakan keinginannya kepada orang tuanya. Semula kedua orang tua putri tidak setuju dengan perkataan Putri dan memutuskan menikahkan Putri dengan pria pilihan orang tuanya. Putri menangis karena tidak mendapatkan izin untuk kuliah karena apabila menikah Putri tidak dapat melanjutkan kuliah serta meyakinkan penduduk desanya bahwa perempuan tidak hanya di dapur sumur kasur. Selama beberapa hari wajah Putri Murung dan gelisah jika harus bernasib sama dengan temannya yang menikah di usia dini. Melihat hal tersebut Bapak dan Ibu Putri memutuskan mengizinkan Putri untuk kuliah.Putri sangat senang.Dunia baru pun dimulai. Putri melanjutkan kuliahnya.

~~~~ 4 Tahun Kemudian~~~~

Putri kembali ke kampung halaman dengan membawa ijazah SI, tentunya dengan kontrak kerja dari perusahaan ternama. Kedua orang tuanya Putri bangga dengan prestasi yang diraih oleh Putri. Dan mengadakan hajatan tasyakuran atas nikmat yang diberikan kepada keluarganya. Dari situ para penduduk desa mulai peduli dan berlomba-lomba menyekolahkan anaknya. Jumlah pernikahan dini pun semakin berkurang. Dan juga Putri mendirikan pendidikan SMP dan SMA agar pemuda yang ada di pelosok tidak lagi beralasan jauh yang mau sekolah. Putri berhasil mewujudkan mimpinya.